Wednesday, June 10, 2009

Hubungan Agama dan Budaya

Agama adalah bagian dari budaya, bukan sebaliknya: budaya bagian dari agama. Budaya jauh lebih luas dan kompleks dari agama. Ruang lingkup dan wilayah agama adalah sebagian dari cakupan wilayah budaya. Dengan demikian maka terang bahwa agama yang masuk dan berkembang dalam suatu komunitas tanpa melalui budaya harus siap-siap menuai kegagalannya.



Sebagai bagian dari budaya, maka agama, pertama, harus mampu membuat teologi yang damai dalam kemajemukan yang ada. Teologi yang damai berarti ia harus hormat dan menghargai budaya dan bahkan agama lain yang ada. Kedua, agama harus mampu menjalin kerjasama humanisasi dalam permasalahan sosial konkrit. Ia tidak boleh hanya berkutat dengan apa yang ada di “atas” saja, tetapi juga harus mampu membumi dan bergelut dengan permasalahan riel yang dihadapi masyarakat.

Dengan demikian, agama dan budaya dapat berkembang bersama dan saling memperbaiki. Memaksakan ajaran agama tanpa rasa hormat terhadap budaya yang ada sama artinya dengan membunuh agama itu sendiri. Jika demikian maka ia hanya akan menjadi bahan olokan dan tertawaan komunitas. Jenis keberagamaan para fundamentalis menunjukkan fenomena itu. Ajaran agama yang mau mereka terapkan secara mentah-mentah dan penuh arogan bukannya mendapat simpati, tetapi malah membuat mereka terkucil dalam kehidupan. Sekali lagi, agama adalah bagian dari budaya, bukan sebaliknya!

1 comment:

Anonymous said...

kok pendek banget artikelnya kang?